Pertemuan Pertama Ta'aruf


Malam itu telepon Abi berdering sekitar pukul 20.00. Tanda panggilan masuk seseorang dari sana menyampaikan maksudnya. Abi hanya membalas “Lima belas menit lagi, Akh” setelah itu Abi bilang pada kami, “siap-siap ada yang mau datang ke rumah”. Jleg. Kabar apakah ini ya Rabb. Terkesan mendadak banget. Tapi  tidak apa-apa batinku berucap. Toh tujuan ke sini adalah pertemuan itu. Inilah sepenggal cerita awal sebelum moment itu datang.


Ada suara asing yang masuk ditelingaku, yang secara diam-diam dibalik pintu saya mendengarnya. Ada ruang waktu yang kosong. Ada kikuk kecanggungan untuk mulai memberanikan diri hadir didepannya. Ada pandangan tajam yang mengarah padaku tak teralihkan. Dan saya yang saat itu sok akrab mencoba mencairkan susasana dengan dua jajar Bolen Pisang Coklat Keju punyanya Kartika Sari.

Pada pertemuan pertama, saya hanya ingin menikmati hadirmu. Menyaksikan pesonamu. Mendengarkan suaramu. Menyimak ceritamu. Menjaga hal yang belum pantas. Dan saya hanya... cukuplah diam, dengan semua ekspektasi, teka-teki dan rasa sok tau saya selama ini. Mendengarkan kata demi kata yang disampaikannya. Menenangkan jiwa. Ahh Ja... Bahkan kamu hanya mengucapkan 2 penggal kalimat.


Pertemuan singkat menjadi awal dari keingintahuanku selama ini. Terima kasih sudah datang malam-malam yang ternyata saat itu baru pulang Dinas. Terima kasih Yaa Rabb, karena Engkau telah mendengar do’a dan pintaku sore itu.


Share:

2 komentar